Jomblo, Pacaran dan Menikah, Keren ya judulnya? Tentu saja tidak, karena Judulnya bukan Keren tetapi Jomblo, Pacaran dan Menikah. Attention please! Lihat lebih dekat dan dengan mata hati, jangan baca kulitnya, tapi korek isinya. Keren ya jadi jomblo? Pacaran? Menikah?
Yang keren itu masih jomblo, cool, sudah mapan, tidak pacaran dan niat menikah. Wuih … ada yang merasa jadi winner The Jomblo Award Abad ini. Sebenarnya bosan dengan lelucon, anekdot tentang jomblo, pacaran dan menikah. Kayak ga ada topik lain aja. Mulai curiga dan khawatir, jangan-jangan ada konspirasi kapitalis IMF, World Bank dan kroni-kroninya agar mendiskreditkan jomblo untuk pacaran yang penuh traktriran kemudian menikah yang penuh hura-hura. Nah kan semua penuh dengan konsumtif? Pinjam deh tuh ke Bank Dunia.
Opini pada paragraf kedua di atas merupakan teori cocoklogi. Paham yang mencocokan suatu kejadian, peristiwa, tulisan, atau berita dengan dugaan-dugaan absurb, tidak berfakta. Kerennya sih HOAX. Maka pembahasan Jomblo, pacaran dan menikah dengan beragam teori cocoklogi yang tidak berdasar itu cuma isapan jempol semata. Sekali lagi hoaxxx (Hoax triple X, hoax level tertinggi versi grading penulis).
Yuk kita buat teori Mapanlogi. Apa itu? Nih mulai masuk ke pembahasan yang berbobot, nyimak sambil gelar tikar. Begini ya agan-agan dan aganwati : Menurut maestro searching informasi Bung Wiki, pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Ini Bung Wiki yang bilang lho, jika ada Wiki syariah mungkin dia akan tambahkan Proses taaruf.
Pertanyaannya adalah apakah yang lagi jomblo sudah berada dalam tahap berkenalan untuk membina rumah tangga? Jika agan-agan dan aganwati masih SMP, SMU yang duit pulsa masih netek sama Bokap, trus pacaran buat apaan? Yang udah kuliah dan bekerja sudah dalam tujuan menikah? Jika belum, bukankah masih banyak prioritas yang lain?
Begini ya agan-agan dan aganwati, saya bukan orang yang anti kepada Jomblo, orang memilih berpacaran atau memakai bahasa taaruf dan orang memilih cepat menikah. Tapi saya orang yang sangat suport kepada orang-orang yang memantaskan diri sehingga bukan dia yang mencari pacar dan mencari pernikahan, pernikahanlah yang mencarinya dengan teori Mapanlogi.
Sebenarnya tidak ada perangkat terukur yang bisa melihat kesiapan seseorang untuk menikah. Untuk mengarungi sebuah bahtera tentu seseorang bersiap dengan bekal. Bekal inilah yang menjadi patokan teori mapanlogi. Dibutuhkan lebih dari sekadar mapan spritual, karier dan finansial bagi seorang pria untuk didekati oleh pernikahan. Mapan sikap mental menghadapi perubahan setelah nanti menikah, mapan menjadi imam dan pengayom. Begitupun dengan perempuan, mapan secara spritual. Kemapanan menerima perubahan dengan bekal sikap menjadi istri sebagai partner mengarungi bahtera yang artinya berdiri sejajar di samping suami, menjadi makmum yang siap diatur dan mengikuti perintah posisinya di belakang suami, menjadi ibu yang posisinya 3x lebih dihormati oleh anak-anaknya baru kemudian suaminya.
Mapanlogi memberikan konsekwensi menjadi pribadi yang layak dan pantas untuk memasuki gerbang pernikahan dengan bekal yang sudah dipersiapkan dari segala aspek. Sehingga pernikahan yang mendekatinya untuk menyempurnakan sebagian agama karena pernikahan adalah ibadah.
Fatal jika seseorang mendekati pernikahan tetapi belum mempersiapkan bekal, dan dilema ketika seseorang sudah merasa memiliki bekal tetapi belum didekati oleh pernikahan. Nah pernyataan yang kedua ini baru menjadi rahasia Sang Pencipta. Takdir yang tertulis Lauhul Mahfudz. Bukankah berdoa cara yang paling baik berkomunikasi dengan Tuhan? Tinggal ping dengan sholat istikharah. Ingat doa sudah menjadi kewajiban kepada Sang Khaliq, usaha memantaskan diri adalah keharuskan untuk bekal. Ujug-ujug minta jodoh ke Tuhan? Lah wong kepada sesama calon jodoh saja tidak memantaskan diri. Bukankah Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubah apa-apa yang ada pada diri mereka?.
Yang jomblo, sabar sob, ente bukan generasi kelas dua, kalo ada joke tentang jomblo anggap itu sebuah pecut cemeti amarasuli (Pecutnya mak lampir) untuk terus berkarya mencapai teori mapanlogi hingga didekati pernikahan. Yang pacaran atau taaruf berarti sudah mencapai tahap teori mapanlogi dong, yuk ah segera ke penghulu, kalo ga segera ntar keburu ga ibadah-ibadah, bukankah ibadah jangan ditunda-tunda?. Yang sudah menikah berarti tinggal mengamalkan teori mapanlogi, yang kurang diperbaiki, yang sudah baik ditingkatkan.
Mulailah berikhtiar dengan semangat memantaskan diri. Stop percaya kepada informasi berupa teori cocoklogi yang hanya bermuatan berita absurd dan hoax. Jomblo, pacaran dan menikah hanya step dalam rangkaian kehidupan. Pilih hal yang paling menguntungkan. Salah satu hal yang paling menguntungkan adalah jangan menghambur-hamburkan uang yang tidak penting. Ditabung.
Sebentar … gadget Samson new type saya berdering. Ada notif baru ’Saya dikira pendukung JKT 48 gara-gara lahir di tanggal empat dan bulan delapan.’ Jelas ini contoh informasi Hoax dan akan saya abaikan. Ssstt …mohon diteliti dengan seksama, maksud saya yang hoax informasi type gadgetnya karena saya tidak akan menghamburkan uang yang sudah saya tabung, kalau pendukung JKT 48 nya tentu saja titik-titik! Oleh #Rakake 15092016